Ikhlas adalah upaya untuk memurnikan tujuan dalam beramal dan
beribadah hanya untuk Allah semata. Ikhlas adalah ketika akidah kita
bersih dari segala kesyirikan kepada selain Allah, hanya meyakini bahwa
Allah saja yang wajib disembah dan diibadahi seperti makna dari kalimat
tahlil.
Ikhlas mudah diucapkan tapi susah untuk
dilakukan, karena memang setan tidak akan pernah berhenti dan diam untuk
menggoda umat manusia agar jauh dari jalan Allah. Jadi akan terasa
berat tetapi hanya dengan upaya menyadari betapa lemah dan hinanya diri
ini akan muncul rasa takut akan azab Allah kemudian dilanjutkan dengan
adanya pengharapan rahmat (kasih Sayang) Alloh Yang Maha Luas dalam diri
kita maka Insya Allah akan muncul sikap ikhlas.
Agar
selalu konsisten dalam keikhlasan yakini bahwa amal ibadah kita belum
tentu diterima oleh Allah, untuk itu hindari sifat ujub, riya', sombong
dan hasut.
Pahami bahwa selama ini kita masih dihormati oleh
orang lain bukan karena kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, akan tetapi
karena Allah masih memberikan kasih sayang-Nya kepada kita dengan
menutupi segala aib-aib kita. Wallahu a'alam bishshowab.
Sugeng Rawuh ing Website Resmi SDN 3 Miri
www.pgri3miri.blogspot.com
Jumat, 29 November 2013
Kamis, 28 November 2013
Memaksa anak makan banyak, baik atau buruk?
Semua ibu pasti senang ketika anak mereka
makan dengan lahap dan banyak. Tak ada ibu yang ingin anaknya kurus kering
seperti kurang makan, bukan? Namun tak sedikit pula anak yang susah makan
hingga membuat orang tuanya pusing. Salah satu cara yang ditempuh para ibu
biasanya adalah dengan memaksa anak agar makan banyak.
Di satu sisi, memaksa anak makan akan memberikan
mereka energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan beraktivitas dengan
baik. Selain itu, banyak ibu yang berpendapat bahwa memaksa anak makan banyak
akan membuat mereka terbiasa dengan porsi yang 'dipaksakan' sehingga nantinya
mereka akan terbiasa makan sendiri dengan porsi sebanyak itu.
Namun di sisi lain, ada beberapa sisi buruk yang harus diperhatikan oleh para orang tua ketika mereka memaksa anak makan banyak, seperti dilansir oleh Boldsky(23/11) berikut ini.
1. Trauma waktu makan
Anak-anak secara perlahan membentuk referensi mereka mengenai makanan. Dia mungkin akan suka dengan beberapa makanan dan tak suka dengan makanan lain. Jika dia selalu mengalami pemaksaan ketika harus makan bersama orang tua, bukan tak mungkin anak akan mengalami trauma. Baginya, dapur dan tempat makan di rumah bisa jadi membawa kesan horor atau tempat perang, karena Anda selalu memaksanya makan. Ketika tumbuh dewasa bukan tak mungkin anak akan mulai menghindari dapur, ruang makan, dan makan di luar rumah atau tempat lain yang lebih nyaman untuk mereka.
2. Membenci makanan
Tak semua anak bereaksi baik ketika dipaksa makan. Bisa jadi, bukannya mereka terbiasa dengan porsi makanan yang disiapkan ibu, anak-anak malah akan membencinya. Jika anak membencinya, maka ibu akan kehilangan kesempatan untuk membuat mereka mengonsumsi makanan yang bernutrisi.
3. Anak tertekan
Memaksa anak untuk makan banyak atau makan hal yang tak disukainya bisa menyebabkan mereka stres dan tertekan. Bukannya anak menjadi sehat, Anda malah harus berurusan dengan masalah lain terkait dengan mental mereka. Untuk itu, alih-alih memaksa anak, sebaiknya coba buat anak senang dengan makanan-makanan sehat. IBu bisa mengenalkan anak pada masing-masing sayuran dan tak perlu memaksa mereka.
Itulah beberapa sisi buruk yang bisa terjadi ketika ibu memaksa anak makan banyak atau makan makanan yang tak mereka sukai. Setiap anak memiliki reaksi berbeda terhadap pemaksaan semacam ini. Ada anak yang merespon dengan baik, namun ada juga yang justru tertekan dan membenci makanan.
Akan sangat baik jika orang tua mengajarkan mereka makan makanan bernutrisi dengan porsi yang cukup dengan cara yang tak kasar. Ajarkan mereka untuk menyukai makanan-makanan sehat dengan lembut dan sabar.
Namun di sisi lain, ada beberapa sisi buruk yang harus diperhatikan oleh para orang tua ketika mereka memaksa anak makan banyak, seperti dilansir oleh Boldsky(23/11) berikut ini.
1. Trauma waktu makan
Anak-anak secara perlahan membentuk referensi mereka mengenai makanan. Dia mungkin akan suka dengan beberapa makanan dan tak suka dengan makanan lain. Jika dia selalu mengalami pemaksaan ketika harus makan bersama orang tua, bukan tak mungkin anak akan mengalami trauma. Baginya, dapur dan tempat makan di rumah bisa jadi membawa kesan horor atau tempat perang, karena Anda selalu memaksanya makan. Ketika tumbuh dewasa bukan tak mungkin anak akan mulai menghindari dapur, ruang makan, dan makan di luar rumah atau tempat lain yang lebih nyaman untuk mereka.
2. Membenci makanan
Tak semua anak bereaksi baik ketika dipaksa makan. Bisa jadi, bukannya mereka terbiasa dengan porsi makanan yang disiapkan ibu, anak-anak malah akan membencinya. Jika anak membencinya, maka ibu akan kehilangan kesempatan untuk membuat mereka mengonsumsi makanan yang bernutrisi.
3. Anak tertekan
Memaksa anak untuk makan banyak atau makan hal yang tak disukainya bisa menyebabkan mereka stres dan tertekan. Bukannya anak menjadi sehat, Anda malah harus berurusan dengan masalah lain terkait dengan mental mereka. Untuk itu, alih-alih memaksa anak, sebaiknya coba buat anak senang dengan makanan-makanan sehat. IBu bisa mengenalkan anak pada masing-masing sayuran dan tak perlu memaksa mereka.
Itulah beberapa sisi buruk yang bisa terjadi ketika ibu memaksa anak makan banyak atau makan makanan yang tak mereka sukai. Setiap anak memiliki reaksi berbeda terhadap pemaksaan semacam ini. Ada anak yang merespon dengan baik, namun ada juga yang justru tertekan dan membenci makanan.
Akan sangat baik jika orang tua mengajarkan mereka makan makanan bernutrisi dengan porsi yang cukup dengan cara yang tak kasar. Ajarkan mereka untuk menyukai makanan-makanan sehat dengan lembut dan sabar.
SD NEGERI III MIRI KEC. KISMANTORO
Miri, 29 November 2013. Sekolah Dasar Negeri 3 Miri beralamat di Dusun Bandung, Rt. 01/03 Desa Miri, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1974, di tanah seluas 1200 m2. Saat ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Ibu Ninik Susanti, S.Pd dan 11 orang guru/karyawan. Dengan sarana dan fasilitas yang ada sekolah yang mempunyai slogan " Dhisekno rasamu ojo di dhisekake karepmu " ini bertekat untuk ikut mencerdaskan anak bangsa dengan harapan meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan di Sekolah Dasar 9 tahun terutama Sekolah Dasar.
Langganan:
Postingan (Atom)